Friday, January 11, 2008

Mencintai Alam, sebagai Makhluk Alam

Mencintai Alam, menjadi sebuah tuntutan untuk saat ini, Alam semakin jengkel dengan para penghuninya. Para penghuninya yang serakah dan terlalu rakus akan dirinya. Ini mungkin sebuah wacana yang di setiap tempat terjadi, di berbagai media diperbincangkan. Kita tidak semestinya acuh tak acuh terhadap keadaan ini, sudah terlalu beragam permasalahan alam yang terjadi saat ini namun hal ini tidak pernah dikatakan telat untuk kembali menyadarinya dan memperbaiki tindakan dan pandangan.
Permasalahan - permasalahan inti mengenai Alam seperti Hutan yang semakin habis terbakar dan ditebang yang beralih bentuk menjadi meja dan kursi - kursi yang cantik di pojok - pojok bagian rumah kita tanpa memberikan udara yang segar dan tanah yang kokoh melainkan hanyalah kepuasan oleh mata kita akan keindahan ciptaan Ilahi. Burung - burung cantik bersayap yang dipenjara oleh nafsu manusia akan kicauan merdu suara dan lembut bulu - bulunya. Ikan - ikan lautan samudera yang cantik terpajang di sebuah pojok dinding satu meter beserta rumah karangnya yang sedikit tercongkel rusak.
Tak pernah ada berita gembira yang bercerita adanya rumah atau gedung diubah menjadi sebuah taman yang indah, namun yang ada adalah sebuah taman yang indah diROBOHkan menjadi sebuah gedung kekar menantang.
Tak pernah ada penyayang binatang, selain yang membiarkannya dan melindunginya untuk selalu mendapat kebebasan untuk hidup selayaknya binatang yang bebas di daratan, di samudera, dan di langit.
Manusia tidak diciptakan untuk hidup selamanya, melainkan hanya sebentar, oleh karena itulah, tidaklah manusia sebaiknya menyayangi binatang, tanaman, dan makhluk hidup lainnya seperti dia menyayangi dirinya sebagai sesama makhluk ciptaan.
Jadilah orang - orang yang menyayangi binatang dg mengartikan penyayang binatang sesungguhnya,
Jadilah orang - orang yang menyayangi tanaman dg mengartikan penyayang tanaman sesungguhnya,
Jadilah orang - orang yang menyayangi sesama makhluknya sebagai makhluk yang sebenarnya.
Jadilah aku, kamu, dan manusia - manusia yang lain makhluk yang mati dalam keadaan mencintai makhluk - makhluk yang lain.